Berikan penjelasan tentang kebijakan membentuk organisasi sosial oleh Jepang!
Jawaban
Jawabannya adalah kebijakan membentuk organisasi sosial sebenarnya dibentuk oleh Jepang untuk mendapat simpati dari rakyat Indonesia sehingga mau membantu Jepang menghadapi sekutu.
Pada awal masuknya Jepang ke Indonesia, Tentara Jepang mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Indonesia. Adapun Jepang melakukan beberapa cara agar mendapat simpati dari rakyat Indonesia, diantaranya adalah membuat kebijakan untuk membentuk organisasi sosial. Kebijakan tersebut terlihat seperti berpihak pada rakyat Indonesia, namun sesungguhnya tujuan utamanya adalah ingin memanfaatkan kekuatan rakyat Indonesia untuk kepentingan pribadi.
Organisasi yang dibentuk antara lain:
1. Gerakan 3A: adalah salah satu bentuk propaganda pemerintah pendudukan Jepang untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Namun tujuan sebenarnya pembentukan gerakan 3A sendiri adalah untuk membantu usaha peperangan Jepang melawan Sekutu di Perang Dunia II.
2. Putera (Pusat Tenaga Rakyat): Organisasi yang bertugas untuk menghimpun kembali kekuatan rakyat yang sebelumnya telah dihancurkan oleh Belanda. Namun, penghimpunan ini sesungguhnya bertujuan merangkul para pemuda Indonesia secara sukarela membantu Jepang di Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya.
Jadi, jawabannya adalah kebijakan membentuk organisasi sosial sebenarnya dibentuk oleh Jepang untuk mendapat simpati dari rakyat Indonesia sehingga mau membantu Jepang menghadapi sekutu.
Pertanyaan Serupa :
Sebut dan jelaskan peran pangeran Diponegoro!
Jawaban
Peran Pangeran Diponegoro adalah memimpin Perang Jawa (1825-1830) dengan menggunakan siasat gerilya untuk melawan Belanda.
Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut.
Perang Diponegoro atau Perang Jawa terjadi selama periode tahun 1825 hingga 1830 antara rakyat Jawa melawan pemerintah Hindia Belanda. Perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dari Kesultanan Yogyakarta. Awalnya perang ini berlangsung di Yogyakarta, tapi meluas hingga ke Jawa Timur.
Sebab khusus perang ini ialah karena Pangeran Diponogoro tersinggung atas aksi Belanda membuat jalan raya yang melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo (Yogyakarta), yang tidak meminta izin padanya dahulu sehingga dianggap penghinaan.
Dalam pertempuran/perang Jawa ini, Pangeran Diponegoro melkukan siasat gerilya yang ternyata berhasil merepotkan pertahanan Belanda. Untuk mematahkan dominasi atau mempersempit ruang gerak dari pasukan Pangeran Diponegoro dalam perang, pada 1827 Jenderal de Kock menerapkan siasat Benteng Stelsel. Karena keberhasilannya dan atas kemenangan Belanda pada Perang Diponegoro, strategi ini kembali digunakan dalam Perang Padri.
Dengan demikian, peran Pangeran Diponegoro adalah memimpin Perang Jawa (1825-1830) dengan menggunakan siasat gerilya untuk melawan Belanda.
Pertanyaan Lain :
- Kekalahan kelompok nasionalis dalam perang saudara di Tiongkok terjadi setelah Amerika Serikat menghentikan bantuan ekonominya
- Pemimpin pemberontakan PKI yang memproklamasikan terbentuknya Negara Soviet Republik Indonesia di Madiun
- Gerakan non blok adalah oraganisasi yang terdiri atas lebih dari 100 negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan
- Bagaimanakah perkembangan kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Buddha dan Islam
- Apakah Dampak pendudukan Jepang bagi organisasi pergerakan nasional adalah