Ibu rumah-tangga atau emak-emak zaman now sudah terbuka investasi. Instrument investasi yang ditetapkan tidak selamanya yang konvensional, mirip emas. Darimanakah uangnya? Sudah tentu dari uang belanja yang diberi suami setiap bulan. Emak-emak kan biasanya paling pintar mengurus keuangan. Menyisihkan sedikit uang belanja untuk ditabung.
Apabila sudah terkumpul dibelikan emas perhiasan. Emas akan ditawarkan apabila sudah terdesak perlu uang, misalkan bayar uang register sekolah anak, dan lainnya. Selain emas perhiasan, berikut instrument atau produk investasi yang cocok untuk barisan ibu rumah-tangga:
Fintech lending
Investasi di financial technology peer to peer lending saat ini jadi pilihan sebagian orang, karena dilihat memberinya keuntungan dengan tingkat risiko kurang. Betul-betul pas buat ibu rumah-tangga yang notabene-nya mempercayakan penghasilan dari sang suami.
Jadi investor atau istilahnya lender di financial technology lending tak perlu modal besar. Dengan modal diawali dari Rp 100 ribu saja, Anda bisa memperoleh keuntungan atau imbal hasil sampai 16 % /tahun.
Bahkan juga ada juga perusahaan financial technology lending yang pasarkan 18 %. Imbal hasil ini makin tinggi dibanding suku bunga deposito yang sekitaran 4-7 % /tahun. Selain itu, investasi di financial technology lending terhitung kurang risiko karena semua proses diawasi Wewenang Service Keuangan (OJK). Itu bila yang legal ya. Karenanya jangan sampai terlilit pada investasi bodong.
Surat Utang Negara (SUN)
Surat Hutang Negara atau SUN sebagai satu diantaranya favourite emak-emak sekarang ini. Khususnya instrument Obligasi Negara (ON), yakni SUN bertenor lebih dari 12 bulan. Misalkan ORI yang ditawarkan ritel atau ketengan. Kenyataannya saja ORI 019 dibawa emak-emak. Masuk ke urutan ke-3 besar investor ORI 019 berdasarkan profesi, berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Itu karena ORI bisa didapat dengan modal Rp 1 juta. Keuntungannya melalui suku bunga deposito beberapa bank BUMN dan dibayarkan setiap bulan sejauh 3 tahun sesuai sama tenor ORI. Belum SUN, terhitung ORI masuk investasi berefek kecil. Karena kupon atau keuntungan dan dasar investasi dijamin negara, sampai tidak ada yang namanya gagal bayar. Biasanya kan emak-emak tidak mau rugi.
Reksadana Pasar Uang
Ingin yang cukup menantang, reksadana pasar uang bisa Anda dekap. Investasi imbas mempunyai karakter utang (surat utang/obligasi) dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Bisa sekali untuk ibu rumah-tangga yang ingin menjaga likuiditas dan mencari aman, karena risikonya tidak seekstrem reksadana saham. Tetapi, tentukan investasi reksadana pasar uang tetap cuan.
Pasarkan rata-rata keuntungan sampai 20 % /tahun. Balik lagi makin tinggi dari bunga deposito. Tak perlu kaget dengan modal investasinya. Receh sekali, bisa dimulai dari Rp 10 ribu untuk reksadana online. Selain itu, bebas pajak bila simpan uang di produk reksadana. Menariknya kembali, jika memang perlu uang tekan buat bayar SPP anak, bayar utang, dana di reksadana pasar uang bisa diambil kapan saja. Tidak ada potongan atau penalti.
Deposito
Walau selalu dibanding dengan 3 instrument di atas, tapi deposito masih tetap ada pencintanya. Terutamanya untuk emak-emak yang tidak beberapa macam. Maunya yang pasti-pasti saja. Di produk yang sudah dikenal, seperti deposito.
Deposito sebagai produk simpanan perbankan. Ada tenor dari 1 bulan sampai 24 bulan. Karena itu, tidak bisa diambil dananya setiap saat seperti tabungan atau reksadana. Bila ingin dicairkan dapat semakin cepat dari tenornya, terserang biaya penalti. Oleh karena itu, betul-betul pas bila uang yang Anda pinggirkan ingin dikunci. Tidak diutak atik untuk tujuan tertentu, misalnya biaya kuliah anak, membeli rumah, atau lainnya.
Dilihat dari tingkat bunganya memang lebih kecil dibanding instrument investasi lain. Namun tetap makin tinggi dibanding suku bunga tabungan. Selain itu, simpanan Anda di deposito dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan nilai optimal Rp 2 miliar.
Valuta asing atau valas
Investasi valuta asing (valas) atau disebut mata uang asing, oke untuk melipatgandakan uang belanja ibu rumah-tangga. Anda bisa membeli mata uang asing yang punya nilai tukar tinggi, seperti Dolar AS, Euro, Poundsterling, Yen Jepang, dan Dollar Singapura saat harga sedang turun. Simpan dalam rekening valas. Tetapi ingat, bukan untuk menjalankan bisnis atau menjadi alat pembayaran di Tanah Air.